Skip to main content

Bos BTPN Jelaskan Pendorong Laba Naik 32 Persen di Kuartal III/2021

Bos BTPN Jelaskan Pendorong Laba Naik 32 Persen di Kuartal III/2021
Bos BTPN Jelaskan Pendorong Laba Naik 32 Persen di Kuartal III/2021

PT Bank BTPN Tbk. (Bank BTPN) membukukan laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,05 triliun pada periode Januari-September 2021.

Perolehan laba tersebut meningkat 32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp1,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Strategi perseroan dalam menurunkan biaya bunga dan menjaga biaya kredit telah menghasilkan pertumbuhan laba bersih yang kuat pada Januari-September 2021 dibanding setahun lalu.

“Bank BTPN mencatatkan hasil yang baik dari waktu ke waktu, didukung oleh kondisi ekonomi yang membaik dan optimisme masyarakat yang meningkat terhadap pemulihan ekonomi, serta strategi Bank BTPN yang mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam beradaptasi di era new normal,” kata Direktur Utama Ongki Wanadjati Dana dikutip dari keterbukaan informas Bursa, Sabtu (30/10/2021).

Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh beban bunga yang turun sebesar 39 persen yoy, dari Rp4,54 triliun menjadi Rp2,76 triliun. Di samping itu, biaya kredit yang 19 persen lebih rendah dari Rp1,95 triliun menjadi Rp1,59 triliun karena penyesuian metode penerapan PSAK 71. Sementara, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 5 persen yoy dari Rp7,93 triliun ke Rp8,31 triliun.

Selain pendapatan bunga bersih, Bank BTPN juga mencatat kenaikan pendapatan operasional lainnya sebesar 11 persen yoy dari Rp1,31 triliun menjadi Rp1,45 triliun, yang berasal dari peningkatan pendapatan fee, salah satunya dari penjualan produk investasi.

Bank BTPN berhasil menjaga biaya operasional relatif tetap sama dengan tahun lalu, yaitu sekitar Rp5,1 triliun. Beban bunga Bank BTPN tercatat lebih rendah sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan meningkatnya saldo dan rasio Current Account Saving Account (CASA). Suku bunga acuan Bank Indonesia tetap berada di level 3,50% sejak Februari 2021, setelah mengalami penurunan sejak Juli 2019.

Peningkatan saldo dan rasio CASA, serta turunnya biaya dana term deposit rupiah, juga mengakibatkan penurunan biaya dana rupiah Bank BTPN menjadi 3,5 persen pada akhir kuartal III/2021, dari 5,3 persen pada akhir kuartal III/2020.

Bank BTPN mencatat peningkatan saldo CASA sebesar 37 persen menjadi Rp35,57 triliun pada akhir September 2021, dari Rp25,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Rasio CASA terhadap total dana pihak ketiga juga meningkat menjadi 34 persen dari 26 persen.

Pertumbuhan CASA juga dikontribusikan oleh Digital Banking, salah satu lini bisnis Bank BTPN. Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius, aplikasi life finance solution bagi para nasabah digital savvy, di tengah tantangan pandemi COVID-19. Jumlah pengguna Jenius tumbuh sebesar 22,3 persen yoy menjadi 3,51 juta dan jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 20,5 persen yoy menjadi Rp14,66 triliun pada akhir September 2021.

Bank BTPN menyesuaikan kebutuhan dana pihak ketiga dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas. Total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 2 persen yoy menjadi Rp103,23 triliun pada akhir September 2021, dari Rp100,80 triliun.

Penyaluran kredit mengalami penurunan sebesar 7 persen yoy menjadi Rp137,66 triliun pada akhir kuartal III/2021, dari Rp148,81 triliun, sebagai dampak dari permintaan kredit yang masih belum kembali ke tingkat permintaan sebelum pandemi. Penurunan penyaluran kredit juga mengakibatkan penurunan aset sebesar 2 persen yoy menjadi Rp183,02 triliun, dari Rp186,90 triliun.

“Terlepas dari penurunan kredit secara tahun-ke-tahun, penyaluran kredit sampai dengan akhir kuartal III/2021 menunjukkan peningkatan dibandingkan angka pada akhir kuartal sebelumnya. Jumlah kredit yang diberikan naik sebesar 1,5 persen kuartal-ke-kuartal, dan ini merupakan tanda yang baik, yaitu terjadi peningkatan aktivitas masyarakat,” kata Ongki.

Bank BTPN terus menjaga kualitas kredit nasabah agar tetap berada di level yang sehat. Hal ini tercermin di rasio gross NPL yang berada di level 1,56 persen pada akhir September 2021, lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Agustus 2021.

Selain dana pihak ketiga, Bank BTPN memiliki sumber pendanaan yang terdiversifikasi termasuk fasilitas pinjaman dari SMBC. Rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 224,7 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 114,7 persen pada posisi 30 September 2021. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada di tingkat yang kuat di 25,6 persen.

Banner
Tutup banner klik di sini
Produk Terlaris di Shopee
Gambar Produk
ZOVAN X RUBEN-SEPATU CASUAL PRIA KULIT ASLI
Rp28.500 15% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
Semprotan penumbuh rambut Newmo asli Jepang
Rp589.000 26% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
TaffHOME Meja Kursi Belajar Anak Minimalis
Rp468.900 29% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
Bros Pin Kapsul Bros Dagu Oval Pins Grosir
Rp15.900
CEK DI SINI
Gambar Produk
Kipas Pluit Anak-anak Kipas Karakter Lucu
Rp1.920
CEK DI SINI
Gambar Produk
NEW SALE CELANA PANJANG TARTAN KOTAK-KOTAK
Rp60.000
CEK DI SINI
Gambar Produk
HANVADZ LEGACY Official-Krakatau Black
Rp169.950 51% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
Celana Pendek Cargo Pria Kanvas Non Stretch
Rp132.800 17% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
Choma Yosa Sendal Wanita Flat Sendal Burkat
Rp105.950 35% OFF
CEK DI SINI
Gambar Produk
Daster Arab Renda Lengan Pendek Jumbo Wanita
Rp55.000 35% OFF
CEK DI SINI
Geser untuk melihat produk lainnya.